Senin, 09 Juni 2014

Heuristic Evaluation



Heuristic Evaluation (HE) merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengindentifikasi masalah usability dalam hal user interface design. Metode HE ini dilakukan oleh evaluator yang akan memeriksa dan menilai tampilan antar muka suatu web dengan prinsip-prinsip usability. Metode HE ini sangat simple dan sederhana karena tidak membutuhkan adanya user testing. Metode ini hanya memerlukan seorang ahli sehingga mengurangi kompleksitas dan waktu yang dihabiskan untuk keperluan evaluasi. Walaupun metode ini tidak sepenuhnya dapat menemukan persoalan-persoalan usability dalam waktu yang singkat tetapi berbagai kritik yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dari ahli yang melakukan evaluasi tersebut.
Heuristic evaluation yang dikeluarkan oleh Jakob Nielsen merupakan metode HE yang paling populer digunakan sebagai standar penilaian UI design. Komponen-komponen heuristik yang dikemukakan oleh Nielson mencakup 10 pakem, yaitu :

1.    Visibility of system status
Sistem harus selalu menginformasikan kepada pengguna mengenai apa yang sedang terjadi dengan melakukan feedback yang sesuai dalam waktu yang layak. Jangan sampai pengguna merasa frustasi karena ketika mengklik suatu tombol, mereka tidak mendapatkan respon atau umpan balik apakah langkah yang dia lakukan itu benar atau salah.

2.    Match between system and the real world
Sistem harus dapat menginformasikan sesuatu kepada pengguna dengan menggunakan kata, frase, dan konsep yang familiar dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari pengguna. Informasi juga harus ditampilkan secara logis dan natural.

3.    User control and freedom
Sistem harus memberikan kebebasan kepada pengguna ketika mereka salah melakukan suatu pilihan maka pengguna dapat kembali ke posisi sebelum mereka melakukan kesalahan sehingga dapat memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menjelajah suati situs web tanpa takut melakukan suatu kesalahan.

4.    Consistency and standards
Pengguna tidak harus tahu apakah kata, situasi, atau aksi yang berbeda memiliki arti yang sama. Suatu situs web yang baik juga harus memiliki kekonsistenan ukuran tombol-tombol dan bahasa di tiap halaman antar muka yang terdapat di suatu web.

5.    Error prevention
Suatu sistem harus bisa menangani kondisi error sebelum pengguna melakukan kesalahan tersebut.

6.    Recognition rather than call
Suatu sistem yang baik harus meminimalkan pengguna untuk mengingat suatu instruksi untuk menjalankan suatu langkah selanjutnya. Jangan membiarkan pengguna untuk mengingat informasi dari satu halaman ke halaman lainnya.

7.    Flexibility and efficiency of use
Suatu sistem harus dibuat secara fleksibel sehingga dapat digunakan oleh semua jenis pengguna, baik pengguna yang sudah ahli maupun pengguna yang masih pemula.

8.    Aesthetic and minimalist design
Tampilan antar muka tidak boleh banyak mengandung informasi yang tidak relevan dan tidak dibutuhkan oleh pengguna agar tujuan utama situs dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna.

9.    Help user recognize, diagnose, and recover from errors
Sistem yang baik harus mampu menampilkan pesan error yang disampaikan dalam bahasa yang umum (bukan kode program), mengindikasikan masalah dengan tepat, dan mengusulkan solusi secara konstruktif.

10.              Help and documentation
Berbagai informasi harus dapat dengan mudah dicari, fokus pada user’s task, mendaftarkan tahapan-tahapan yang konkrit untuk dikerjakan, dan tidak terlalu rumit.





Daftar Pustaka :
http://kodingsambilngopi.blogspot.com/2011/01/yuk-intip-heuristic-evaluation.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar